I m Sorry Good Bye Cause I'm Still Loving You
Tau lah apa lagi yang harus aku perbuat, semua telah terjadi.. Tak ada gunanya lagi kata maaf, tak ada guna lagi penyesalan, semua harus diterima.
Aku tahu semua ini terjadi karena ketidak tegasan aku padamu dan aku juga tahu bahwa kamu tak ingin itu.
Kehidupan cinta yang kita jalani dalam sebuah rumah tangga hanya menyisakan keterpurukan, menyisakan kepadihan dan membuang waktuku yang sebenarnya tidak banyak lagi tertinggal, waktu yang ku lalui bersamamu dan berharap itu akan menjadikan kehidupan kita lebih baik, ternyata kamu memperburuknya dalam bentuk yang lain..
Aku tahu aku terlalu mencintaimu dan kamu juga tahu itu, tapi tiada aku menyangkal bahwa rasa cintamu padaku selama ini hanya sebagai pelampias masa lalumu yang entah bagaimana, masa lalumu yang tiada pernah aku pertanyakan, masa lalumu yang tiada pernah aku ungkit dan menjadi alasan ku untuk menyudutkanmu. Tak pernah aku melakukan itu.
Dan kini kamu pergi dengan alasan bahwa kamu tiada mencintaiku lagi, bahwa kamu tiada menyanyangi aku lagi dan lebih parah lagi kamu tiada menghargai aku lagi sebagai junjunganmu.
Kamu merasa aman dan bahagai disisi orang lain yang tidak tahu apa maksud dan tujuan untuk mendekatimu dan kamu tidak tahu seberapa pantas dia untukmu dan kamu juga tidak tahu seberapa baik dia padamu. Kamu terlena dan kamu tertipu.
Aku.....
Junjunganmu yang selalu menjagamu ketika kamu dalam bahaya, aku junjunganmu yang selalu membisikan kata cinta padamu, aku junjunganmu yang selalu memberikan hasil keringatku padamu tanpa kurang, akau junjunganmu yang selalu siap menanggung malu atas perbuatan buruk yang kamu lakukan dan aku junjunganmu yang selalu ada disaat kamu butuhkan.
Kini,
Junjunganmu telah rapuh, junjunganmu telah lapuk dan tak sanggup lagi menopong berat beban hidup yang kita jalani, dan kamu mencoba untuk mempersembahkan harga dirimu pada junjungan lain. Yang apakah sanggup untuk menopangmu..
Tiada aku menyesal tiada aku kecewa, namun aku takut bahwa sandaran mu lebih lemah dari aku, sandaranmu itu lebih rapuh dari aku dan sandaranmu tidak mampu untuk menopangmu, atau sandaranmu akan meninggalkanmu untuk menopang yang lain, dan tinggallah kamu sendiri dengan penyesalan dan uraian air mata yang entah siapa yang akan menghapusnya seperti aku menghapus air matamu.
Istriku.......
Maafkan suamimu yang tidak mampu untuk memberimu kemewahan, yang tidak mampu meluluskan apa yang kamu harapkan, dan aku adalah suamimu yang tak sanggup untuk mengambil keputusan disaat cinta kita sedang diuji.
Istriku.........
Berbahagialah, senangkanlah hatimu, dan puaskanlah nafsumu akan dunia... waktumu masih tersisa banyak untuk mengikuti muslihat hidup, untuk mengikuti tipuan cinta semu, dan.............
Semua akan berakhir dengan cerita yang meyedihkan dan memberi bekas merah di relung jantung dan hatimu...
Istriku.......
Selamat Tinggal...
Dulu pernah aku ingatkan padamu, bahwa aku mungkin orang yang kamu inginkan, bahwa aku mungkin cinta yang selama ini kamu cari, bahwa kau bukan laki-laki yang seperti yang kamu harapkan. Aku bagaikan titian lapuk, yang tak akan bisa kamu seberangi, jika kamu mau jatuh bersama ku dalam kesengsaraan hidup.. aku telah ingatkan padamu Dan kini, ketika jembatan itu benar-benar lapuk, yang telah terpanggah oleh panasnya kehidup sengaja kamu hancurkan, sengaja kamu patahkan... sehingga aku terjatuh bersamanya.
Istriku,......
Aku bukan orang yang bisa banggakan, aku bukan orang yang kuat yang bisa menopang segala keinginanmu..... aku bukan siapa-siapa sebenarnya dimatamu selama ini.
Istriku..... kita ikhlaskan semua yang pernah terjadi diantara kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar