Powered By Blogger

Cari disini

Bukan Sarjana Headline Animator

Apakah Isteriku Seorang Pelacur?

Setelah berjalannya waktu.
Setelah umur pernikahanku sudah lima tahun, aku mengerti mengapa dia begitu gampang untuk meninggalkanku.
Aku mulai sadar bahwa apa yang aku pikirkan tentang dia selama ini banyak yang tidak benar..
Aku menilai tentang kesetiaanya selama ini juga tidak benar, aku menyangka bahwa dialah yang paling setia melebihi kesetianku padanya.

Tapi siapa yang tahu, begitu cepat semuanya berubah.
Dia meninggalkanku disaat tidak ada apa-apa, kehilangan pekerjaan, tabungan yang tinggal hanya saldo akhir saja dan tidak bisa diambil.

Mungkin karena aku terlalu mencintainya?
Sehingga apa yang dia inginkan selalu aku penuhi, gonta-ganti hp, shoping hampir tiap bulan, dan yang dibelipun tidak ada yang bermanfaat, cuma menghabiskan uang percuma.

Ku jual laptop ku, ku jaul Hp ku untuk menutupi biaya hidup. Tapi dia tidak pernah mengerti dari mana lagi aku bisa mendapatkan uang, terkadang gaji sebulan dalam seminggu dia habiskan.. bayar kontrakan, bayar listrik, bayar air selalu menunggak.. bahkan sudah malu muka sama yang punya rumah, dan diapun tidak pernah mengerti..

Pernah menghabiskan uang Rp. 600.000,- cuma untuk menelpon siapa yang aku tidak tahu bahkan sekarang meninggalkan utang disana-sini. Tapi aku yakin dia menelpon pacar-pacarnya dan aku tahu dari sikapnya yang selalu sembunyi-sembunyi jika menerima telpon dari orang lain, dia sudah tidak terbuka lagi, dia berselingkuh lewat hp..
Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa,
Apakah ini bentuk besarnya rasa cintaku padanya yang salah? apakah aku terlalu memanjakannya? atau aku tidak bisa mendidiknya menjadi isteri yang bisa prihatin, atau memang tipe hidup dia seperti itu..

Dan kini...., setelah surat pernyataan cerai yang dia minta aku tanda tangani baru aku tahu bahwa dia telah tergoda dengan orang lain, yang lebih kaya dari aku, yang lebih gagah dari aku dan yang lebih bisa memberikan apa yang dia inginkan.
Sekarang dia bisa berfoya-foya dengan pacarnya itu, bisa melakukan apa saja denga dia, bahkah mungkin rela memberikan apa yang seharusnya milik suaminya. Aku tidak berpikiran buruk, tapi karena tidak bisanya dia menahan hawa nafsu akan materi, semuanya akan dilakukan itu meskipun menjual harga diri...

Dan jauh dalam aku menerawang ke dalam waktu sebelum aku mempersuntingnya.. aku bertanya dalam hati "Apakah isteriku seorang pelacur"
Namun cepat ku hapus pertanyaan itu dari benakku, mudah-mudahan aku salah dan aku tak pantas menilai isteriku seperti itu, bagaimanapun dia adalah isteriku, dia adalah orang yang pernah sangat aku cintai, dan aku sanggup berkorban apapun untuk dia.

Ya.... apa iya ya.... kembali pertanyaan itu melintas di depan kepalaku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar